Demikianlah, tlah kututurkan semua gundah dengan aksara yg tak kunjung mereda karena nyalanya terang hingga malam tetap terang. Lalu kau diam menarik selentingan bahasa terus mengkaitkaitkannya dengan kejadiakejadian kemarin selanjutnya kau rangkai amarah tapi tetap lahir iba.
Kuduga, aku binasa.
This entry was posted on Selasa, 12 Oktober 2010
. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response.