Archive for 01/03/11 - 01/04/11

Harap cemas


.

Kini, asa berkelebat hebat memandang tepat pada halte perjalanan sepi. Sangkaan berbuah manis, kehendak mengecap pahit. Segera menepi bidadari, sambutku riang dengan harap cemas. Lalu, disini kata terangkai indah untukmu berwajah indah. Ntah nanti, sesaat mendarat. Lisan kadang tak bijak memandang peri. Harap cemas terus mendemonstrasi benak. Dimana rangkaian jejak penyair jalanan yang selalu berkolosal dalam jejaring?

Biar harap cemas berkemas barang semalam.

Medan, 25 Maret 2011

salah dan belajar


.

kembali bersimpati pada lalu, memory langkah mengajarkan guna untuk esok, mengalihkan lubang yang menganga waktu itu biar ditimbun sesal. Agar tak binasa saat awal, dibekali bijak sejak dini. karena pepatah bilang, "hanya keledai bodohlah yang memasuki lobang yang sama sampai dua kali." Dulu ibu bernarasi pada episode didikan orang tua, "alami gagal lalu senantiasa bernaung sampai khayat."
kita alam, lalu alami, terus mengalami, berikut pengalaman biar mengamalkan.
medan, 18 maret 2011

Dalam diam


.

dan dalam diam aku mulai berdecak kagum pada senyum, lalu mengembang jadi tawa sampai binasa, tergeletak dilatar hitam seberang batas jalan yang berang karena bising knalpot belah hantu jalanan.

pada diam aku juga bisa berang ke sembarang orang, murka dengan segala macam bahaya, menggertak dengan mata, mencibir dengan bibir, mendengkur dengan hidung.

Medan, 17 maret 2011

Impi manusia dan evolusinya


.

aku ingin kembali menjadi tanah, lalu disulap saripati biar disimpan ditempat kokoh sebelum jadi haima. mengepal di rangkain sebelum dibungkus otot lalu sempurna setelah ditiupkan jiwa.

aku hendak merevolusi malam agar tetap diliput bulan dan digemari bintang biar lelah tak membiakkan sakit.
terus berencana, padahal terjadi jika Dia berkehendak.

medan, 17 maret 2011

Adzan Maghrib


.

Senja muncul lalu bersahutan lewat pengeras di puncak menara sana, bedug mengawalinya. Menggiring bocah bocah. Muda mudi kemana?

Medan, Maret 2011

PDKT


.

Sampai sekarang, aku baru menyentuh permukaan hatimu.

Medan, Maret 2011

Tak selalu kekal


.

Kita tak pernah seindah mawar saat mekar, kenapa kita tak setia seperti siang dengan terang, malam dengan hitam, merah dengan darah, air dengan cair?
Kerikil-kerikil hulu membeton tanpa pasir, itu tak liat. Ajarkan aku menyapu badai tanpa tangis.
Aekkanopan, Maret 2011

Tak berhasil temani malam.


.

Faisal Fariz :  
Kawan, ikut Aku diskusi dengan malam. Dia menyuguhkan cerita-cerita usang, Dia mendongengkan siang, Dia juga menarik surya.

Kawan, malam tak mencekam. Dia pamer bintang, Dia tak jalang, Dia juga petualang.

Kawan, Kita dipapah malam.
Dia menyapa lewat bulan, Dia bersihkan oksigen, Dia juga penyejuk badan.

Kawan, malam kesepian.
Kantuk menarik pelupuk, kasur bersolek empuk, selimut melawan sejuk.

Kawan, temani malam.

Aku adalah


.

Aku bukan segelintir dari penghias malam,
Aku juga bukan penyerah cahaya siang.
Aku hanya properti dari koreographi panggung kehidupan.
 
Aekkanopan, Maret 2011

Tanya siapa


.

Bukan sesiapa, Aku dusta kala itu. Tentang blantika cinta, sekedar bahasa sayang (padahal berang) kemudian diserang dan tumbang.
Aku siapa?
Kemarin berkhayal mengucap cinta, padahal di imla. Lambat menggertak rasa, lalu diteror suka. Seterusnya dipapah duka. Mustahil ada asa, tanpa doa. Dan kita semua bukan sesiapa.
 Aekkanopan, februari 2011

Belum jelas


.

Dan kita tak menjadi berang dihadang palang. Tapi itu tak menjadi senyum, malah binasakan mata. Pangling, kita bukan bedebah masa, tapi pesulap rasa. Kita jauh mendaki, tapi dipusaran kaki. Kita tak berani menanjak, malah bershymponi sambil perosotan dikali lalu kecemplung dan bersiap dicaci. Terus siuman, "ada dimana kita?"

Aek kanopan, february 2011

Panas siang


.

Apa kabar siang?
Kau tak selembut lalu, sekarang kau menerkam dengan sengatan senjatamu (matahari). Anak kecil sunyi berlarian diberanda, atap berasap uap. Petua tangga berpeluh hendak menjaringmu. 
 Aekkanopan, februari 2011

Galau


.

Selanjutnya, ada malam yg menderma keromantisan dan ada juga siang yg menyumbang kepasifan. Ujungnya, teriak lalu menghujat Tuhan karena cinta tak berjalan adanya.
 Aekkanopan, februari 2011

Tanda malam


.

Saat ini,
ada bulan, ada bintang, awan hitam, suara menggema, terus kelam, lalu kalong terbang. Di kamar, semua pejam.
Aek kanopan, februari 2011

Siang gerah


.

Siang ini tak selembut kemarin. Ketika kita bersila di rerumputan lalu tertutup ilalang jalang. Aku masih sangar, dan siang berubah macan hari.
 Aekkanopan, februari 2011

Cupang


.

Tubuhmu penuh lebam merah bekas meriam lembut yg disasarkan tepat di leher jenjangmu. Saat itu juga kau tersipu.

Aek kanopan, 20 februari 2011