dan dalam diam aku mulai berdecak kagum pada senyum, lalu mengembang jadi tawa sampai binasa, tergeletak dilatar hitam seberang batas jalan yang berang karena bising knalpot belah hantu jalanan.
pada diam aku juga bisa berang ke sembarang orang, murka dengan segala macam bahaya, menggertak dengan mata, mencibir dengan bibir, mendengkur dengan hidung.
Medan, 17 maret 2011
This entry was posted on Sabtu, 26 Maret 2011 . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response.