Dan kita tak menjadi berang dihadang palang. Tapi itu tak menjadi senyum, malah binasakan mata. Pangling, kita bukan bedebah masa, tapi pesulap rasa. Kita jauh mendaki, tapi dipusaran kaki. Kita tak berani menanjak, malah bershymponi sambil perosotan dikali lalu kecemplung dan bersiap dicaci. Terus siuman, "ada dimana kita?"
Aek kanopan, february 2011
This entry was posted on Jumat, 11 Maret 2011 . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response.