Archive for 2009

JALAN 1


.

nafas hidupku tak berjejak
mengmbil jalan pintas,
tak berukuran.
jalan ini punah, buntu
direnggut pagar.

kapan kau hancur
" tembok itu ", pernah kau berakhir dusta.
aku ilusi jalanmu,
jalan mu buntu.

jalanku, jalanmu
di buntu tembok.
aspal tak mampu panjangkan ;
jalan kita

AWAL TAHUN


.

dalam jalan hitam,
aku memoar angan..
aku hapus badai badai.
aku hapus beliung beliungmu.
aku hidup,
setelah mimpi panjang.
ingin lari tinggalkan badai badai
dan beliungbeliungmu.
gapai semua mimpi,
gapai semua cita cita...
indahkan buruk tahun lalu.

sunyi


.

malam kian larut
di tambah kumparan embun
yang jatuh sedari senja.
dingin menyelimuti malam panjang.
kapan embun habis....

fatamorgana mengeluh sunyi...
hujan sedari terik siang tadi....
inikah air mata langit????

tunggu, aku menyeka bumi....
hitam kecoklatan warnai langit senjaku.

putaran bumi tak tak terkendali...

gunung ini hendak muntahkan
larva putih kehidupan...

pasir pantai terkorek ombak.
lihatlah, kini lantai bumi rata.

akhir tahun


.

akhir tahun?
ini jalan suram
kapan angin berhenti?
aku tertatih lewati gemuruhmu
terlelah, tersandung, terjerembab
lewati puncak itu.
inikah akhirnya?
tanpa ending surgawi!!!
tak bercerita cinta,
berkisah dusta.
kapan akhir beliung ini?
badai-badai lain ikut dibelakang!!!

;ber kelabu


.

okto ; ber
novem ; ber
desem ; ber
jauhkan semua
tertatih, tersandung, jatuh.
ber ; kapan ini tidur?
lihat, awan hitam, bulan oval, matahari redup,
bintang sembunyi balik awan,
komet tak berekor, bayangn jadi putih,
laut surut, sungai erosi, tebing rata.

aku ingin ; ber selanjutnya berubah
jadi edelwis, edensor, anggrek.
jangan jadi bunga bangkai sarang lalat.

sajak azal


.

embun indah pagi ini,
tapi, fajar enggan muncul...
matahari hitam, kelopak bulan enggan hilang...

kapan aku pergi...
perut bumi akan enggan terima ku..
liang tak tergali pacul.

hitamnya matahari berubah putihnya bulan...
embun berubah asap penghabisan...

inikah ajal?

kapan kau cabut nadi ku...
matahari telah pergi, bulan kabur ke timur....

aku ingin ikut dengannya,
mencari alang-alang di
padang masyar....


sajak subuh


.

malam ini aku termangu bersama dentingan
air yang jatuh membasahi semua daun,
hembusan angin dingin membawa secercah
embun pengingat wajah wanita pelembut.

aku termangu bersama detik jam
menunggu surya pagi.

namun embun masih memutih
menantikan sosok fajar
yang agak layu kedatangannya.

secercah fajar merah akan bersinar
menunggu cinta yang tersambut esok pagi.

tetapi, lisan tetap bisu
untuk sebuah ucapan cinta.