Archive for 01/09/10 - 01/10/10

Masalah


.

mulai menggali waduk pertengkaran, hingga dalam tak berjejak. lalu, mempelototinya dari atas dan menerawang dasarnya, melompat karena penasaran, tenggelam tak berperasaan, berenang menyelamatkan hati, dan akhirnya naik dengan segala kemenangan masalah yang terabaikan.

Tentang hujan


.

aku masih ragu, ketika awan menjejali matahari agar menangis lalu membasahi buana yang meneruskan tangisnya menjadi asin disamudera sana.
inikah suratan alam?
tega nian awan. padahal langit tlah memutihkan raganya, tetapi tetap saja hitamnya menyala.
inikah peradaban usang?
komet tlah berlari melukis angkasa menjadi garis
horizontal, kadang vertikal dengan kuas roketnya.

ironi hidup


.

diam, menangis, tertawa, berkelakar tiada henti.
saling mengejar, berlari, hingga terjatuh saling menimpali, dengan paradoksnya, degan sedu sedannya, dengan terkekeh-kekehnya. padahal satu diantaranya punya kuasa untuk menabuh genderang tak saling menggubris.

Kelabu


.

bukan hanya itu, sekelumit rasa menjadi segerombolan asa bernaung hingga berpesta pora dengan panggangan-panggangan emosi karena kau tak mengganjalku dengan pasal-pasal hingga aku terbebas dari tuntutan perasaan yang memvonisku mati. asa tak pergi juga, ketika petugas satuan pamong menggusurnya untuk kesekian kalinya. padahal atap-atap mereka tlah rubuh diterjang.

tentang ragu


.

aku masih ragu, ketika awan menjejali matahari agar menangis lalu membasahi buana yang meneruskan tangisnya menjadi asin disamudera sana.
inikah suratan alam?
tega nian awan. padahal langit tlah memutihkan raganya, tetapi tetap saja hitamnya menyala.
inikah peradaban usang?
komet tlah berlari melukis angkasa menjadi garis horizontal, kadang vertikal dengan kuas roketnya.

Minta maaf


.

Ini, aku hadiahkan kepadamu sekuntum mawar agar kau tak mencium bau busuk kala lewat menelusuri labirin hatiku. aku akan menyelam di waduk introfeksi diri agar aku bisa bersih dari busuknya pikiran. dan aku juga akan berwudhu agar rona wajahku tak sebengis penikam malam.

Grogi


.

padahal, takaran imajinasi tlah sesuai dengan gelas dunia. ironinya, kegagapan lebih sering bernaung dalam tong pikiran dan membangun megah gedung penginapannya dengan arsitektur minimalis, sampai rubuh pondasi keyakinan karena hutan perasaan telah gundul tanpa reboisasi.

Tentang mimpi


.

mulai lihai berjalan saat puncak kelam, mengukur panjang trotoar asa sampai hinggap di halte penantian. kebijakan tragedi lahir lewat jalan sesempit mimpi yang mengundang decap kagumnya. perancangannya saat lamunan bernuansa erotis panggung musyawarah dengan bantal dan kasurmu ; hingga terlelap.
alhasil, asa suka akan hadir ke alam nyata.

lari karena mendung


.

lihatlah,
kereta tak berpenumpang itu melaju dengan mesin angin.
sedang kita, masih saja bergurau dengan air yang akan menyambutnya dengan suara gurindam yang tak bersajak.

mengusir lengah


.

lengah, enyah kau dari singgasanaku.
aku ingin menghajarmu di ring kehidupan, memukulmu dengan sarung optimis.

hingga pikiran buyar tak acap kali hadir dan nyeleneh denganmu ; lengah.

Refleksi


.

ingin menelaah ribuan perkataan 

dibalik sunggingan senyum 

yang membumbung di bendungan pertapaan parahyangan.

Tanda gambar


.

Miniatur kehidupan mulai terhias di alam maya, 

festivalnya pun digelar 

dengan tanda gambar di sudut album itu.

Hujan malam


.

Kini,

air pun mulai bersanding dengan kelamnya malam.

Hingga guyurannya berkomposer rintik menabuh perkusi atap.

Parade nyamuk


.

Sekumpulan binatang itu berparade hitam saat kelam.
Layaknya marchingbang, sengatannya bernada tinggi, tabuhan perkusinya memerahkan kulit.
Tak mau kalah lagi, gigitannya unjuk gelar berbaris merah dilapangan kulit ari seakan field comandernya mengomandoi barisannya.

ritual


.

bernuansa konspirasi agama

dengan sedikit dokumentasi praktis

yang dijajal lewat ritual inagurasi malam tadi.


bersenandung dengan cahaya lilin, yang mungkin tak akrab dengan anutanku.

tak biasa


.

Sesaat yang lalu, 

gemuruh kelam menyesakkan semedi penanti. 

Kala pagi disongsong fajar, 

ayam pun pulas dengan tidurnya kemarin ; seakan lupa lagu lamanya.

Buka Puasa


.

kini, sudah kuhadirkan malam dengan rengkuhan-rengkuhan
posesif yang temaram rembulannya,
sehingga agresif hengkang
menghindari teriakan alam yang gempar mulai seminggu lalu.

pada saat lalu,
senja bermetamorfosis sampai menghardik bedug
untuk mengusir dahaga
dengan tegukan air putih dan manisan pendampingnya.