jadi apa?


.

aku terus-terusan mengais asa di tumpukan sampah egois, ketika dilema hadir saat hajatan riang. polesan-polesan minyak hasil luapan emosi tak dapat membakar perasaan agar hangus jadi debu, lalu terbang bersama angin. aku tak mendengar rintik hujan ketika fajar malu-malu membuka lenteranya, embun juga. apakah pagi jadi buta karena naluri insan?

Your Reply