Orasi kopi


.

Berdiri, mengeja teks dengan nada garang, menggenggam keadaan, mendialogkan panas dan mengunyah ludah, sesekali tersedak. Tetap berdiri, masih mengeja teks dengan nada garang, bergumam pada malam, mengaduk prasangka dan mengintip senyuman, kadangkala melotot.Sekarang duduk, dan tidak lagi mengeja teks tapi menyeduh sang pekat hitam. Nadanada gelas menggerutu karena panas; bebanpun lepas.

Medan, Oktober 2010

Your Reply