Dilema Cerita


.

Rasanya, petak kepala karena malunya, dindingdinding kusam berbisik mencela, lantailantai tak ketinggalan, tertawa sinis berpola simetris, lalu tempias datang berjingkrak sambil menenteng segitiga, seperti musiman. terus sembunyi dibawah kerucut dan menghempas badan di kasur persegipanjang hasil dari pohon randu. Menimpa bantal, meraih guling; padahal bendabenda itu jenuh pada tuannya. Dan esok, masih harus menantang surya, belulang nyeri bukan takut. Sesak juga merepet pada kulit karena tak serius membalut daging. Itupun aku masih malu. Adakah lusa kita bercerita lagi?

Medan, Oktober 2010

Your Reply