Tersenyum dengan nestapa


.

hanya sesal, setidaknya guratan ceomohan mengikrarkan sepi datang dengan tenang. tapi, malah menggendong kesal itu. senyum pun berlari, kadang ngesot sambil menyapu langit. bidadarinya menyeruput kecewa, karena bintang juga disapu.

Dan mereka hanya terbahak, batu pun menjegal tak menyapa. biasalah, aku pun diam dan tersenyum. waktu itu bukan aku yang salah, malah dikorbankan. becekbecek yang digenangi riak tak kesampaian menjejali lubang kering itu.
hingga di sudut, awan menggelitik matahari sampai menangis lagi.

Medan, November 2010

Your Reply