Itu hari yang tak biasa, kau dan aku
sampai dipenghujung hari. Senyummu tak pudar walau rintik mengguyur kita
dan tabuhan gendang menyumbat telinga, dan aku berbicara dengan hati
(ntah dirimu) yang sibuk menghitung rintik-rintik (seperti bosan
menunggu ungkapan). Aku masih ingin melihatmu tersenyum, dan misteri
karib tak melesakkan kita ke jurang pertikaian hati.
Medan, September 2011
This entry was posted on Selasa, 04 Oktober 2011 . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response.