Waktu itu hujan


.

Itu hari yang tak biasa, kau dan aku sampai dipenghujung hari. Senyummu tak pudar walau rintik mengguyur kita dan tabuhan gendang menyumbat telinga, dan aku berbicara dengan hati (ntah dirimu) yang sibuk menghitung rintik-rintik (seperti bosan menunggu ungkapan). Aku masih ingin melihatmu tersenyum, dan misteri karib tak melesakkan kita ke jurang pertikaian hati.

Medan, September 2011

Your Reply