Lihatlah, matahari bercokol pada malam-malamku, sesaat lagi kita tiada dan aku masih tak sanggup berlisan tentang itu (tentang asaku yang sejak di kursi kayu itu kurasakan), aku masih hadir diantara waktu-waktu luangmu sampai rintik-rintik basahi tidurku; kau masih hatiku.
Medan, September 2011
This entry was posted on Selasa, 04 Oktober 2011 . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response.