Sebelumnya, aku meraih suka lewat senyummu yg lepas ketika angin sepoi siang menggoyang ilalang. Tapi, itu tak seterusnya. Belakangan kau muram krena lekuk bumi tak datar, angin murka jadi topan. Aku ilusi lagi. Kau kulirik dari jendela malam, mengintip lewat celah jejaring, menerawang lewat kabel. Kau tersenyum bukan untukku. Apa kau kekasih? Senyummu masih menyungging.
Aek kanopan, February 2011
This entry was posted on Senin, 14 Februari 2011
. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response.