Mati Muda I


.

Berusaha untuk mati muda, sebab semakin lama hidup tak dapat mengefesiensikan ajal, amal dan dosa. Mulai melengkapi hari dengan aneka ibadah. Dari kegagalan, Aku benar ingin mati muda. Bukan frustasi. Ini legislasi dari semua data-data keberuntungan dan efek dari pesakitan sanjungan. Beranikah jika kita di verifikasi amalannya sebelum Izrail menarik rupa-rupa nafas dan asa-asa kebahagiaan? Kita tak berdosa (asumsi pribadi).Lalu, Aku menjadi phobia tua. Mati muda mendoktrinku untuk segera menghabiskan umur. Tapi bukan dengan cara menyakiti diri sendiri. Inkonsistensi dengan cita-cita waktu Aku kecil dulu. Sebab, sekarang semua tlah berubah seiring musim yg anomali. Cita-cita itu, "MATI MUDA". Berubahlah semua bayang semu. Aku mencoba hilang sbelum aku merasakan sakitnya kehilangan, karena aku peka akan frustasi. Lantaran trus bergeming untuk mati muda, Aku lupa kalau "Aku benar-benar sudah mati muda". Tapi, ini urusan perspektif. Aku sosialisme bukan kapitalis. Mati muda adalah sebuah fenomena & ketepatan putusan Tuhan. Bukan keegoisan malaikat izrail selaku juru sita nyawa & itu tetap hak preogratif Tuhan.

Medan, 7 Mei 2011

Your Reply