terus bertahan pada panas, padahal dingin menunggu disenja kelak. menyeruak angin, hingga sepoinya menyemir semilir angin. hingga sendiri bertahan, padahal butiran pasir abrasi dihantam ganasnya ombak.
aku tak kejam menahan gelisah, tapi anggun ketika tunggal menghantam badai kesendirian. hingga senyum menyungging dibalik lekuk bibir penjaja kata.
Medan, 29 Maret 2011
This entry was posted on Senin, 18 April 2011 . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response.