Aku dirajam malam karena merindu pagi yg tak kunjung maju. Sedang kau, asyik selingkuh dengan petang dan rembulan. Cepatlah surya berarak ke timur. Aku rindu parade burung perias fajar, rindu komposer dapur ibu, rindu sajian bubur itu, rindu masa kecil. Sungguh, Aku dirajam malam hingga mataku bingung memejam. Tega nian.
Medan, Juli 2011
This entry was posted on Sabtu, 09 Juli 2011 . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response.
Wuiihh bahasanya mantap niaaann..salam kenal ya, if u wish, follback me ya..thank's
hehehehe.
okeoke.
thanks before.
salam kenal. juga.